468x60 Ads


Jumat, 06 Desember 2013

Perlu Kesamaan Persepsi tentang Standar Pendidikan

Perlu Kesamaan Persepsi tentang Standar Pendidikan

MEDAN (Berita): Buku etika dan moralitas pendidikan- peluang dan tantangan karangan Guru Besar Unimed, Prof. Dr Syaiful Sagala MPd diluncurkan sekaligus dibedah di Hotel Polonia Medan, Jumat (8/11).
Tampil sebagai pembedah Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung RI, Dr.H.Ajat Sudrajat, SH, MM, Prof. Dr.Ir. Ahkmad Fauzi, MMT (Guru Besar UPN Veteran Jatim dan Alumnus Lemhanas RI PPSA 17), Dr. Amirsyah Tambunan (Dosen UI Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga Wakil Sekjen MUI Pusat), Prof. Dr. Baharum, SH, MA (Rektor Universitas Bandung) dengan moderator Prof Dr Alwin Surya.
Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung RI, Dr.H.Ajat Sudrajat, SH, MM mengatakan sekolah sebagai satuan pendidikan merasa kesulitan untuk mengembangkan diri sesuai hak otonom yang dimilikinya.
“Prestasi yang menonjol bagi seorang guru tidak diberikan jaminan untuk dipercaya menjadi kepala sekolah. Tapi itu bisa terjadi jika ada transaksi dan nepotisme,” ucap Ajat Surdajat.
Dia juga menyayangkan pejabat pada dinas pendidikan memposisikan guru sebagai bawahan yang harus mematuhi perintah secara birokratis. yang tidak patuh akan mendapat kesulitan sesuai subjektifitas pejabat birokrasi tersebut.
Ajat juga mengkritisi anggota DPRD yang sibuk dengan kepentingannya, kalaupun bicara soal pendidikan di berbagai media masa bukan pada solusinya, tetapi pada pencitraan bahwa dia peduli pendidikan. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan etika pendidikan karena masih sarat dengan kepentingan pribadi dan kelompoknya masing-masing.
Untuk itu perlu ada kesamaan persepsi oleh kepala daerah, pejabat pada pemerintah daerah, legislatif, pejabat dinas pendidikan, pimpinan sekolah dan guru, serta stakeholder pendidikan mengenai standar pendidikan yang bermutu di daerahnya.
Sedangkan Prof. Dr. Syaiful Sagala, MPd, mengatakan buku tentang “Etika dan Moralitas Pendidikan” terkait dengan kepemimpinan.
Menurutnya, seorang pemimpin itu kalau bisa harus fokus dalam mengambil kebijakan. Misalnya, bupati dan walikota diminta fokus mengurusnya sehingga sekolah tersebut betul-betul unggul. Syaiful juga mengakui tentang kondisi riil yang dihadapi dunia pendidikan seperti disampaikan Ajat Sudrajat, bahwa guru kalau datang di kantor dinas selalu dijadikan seperti bawahan. Dia tidak dihormati sebagai guru, dia hanya dihormati di hadapan murid-muridnya.
“Inilah etika yang tidak sesuai, seharusnya guru itu dihormati di hadapan semua orang, mau orangtua, pejabat dan elemen masyarakat lain. Tetapi, sebaliknya guru juga harus memiliki etika agar dihormati, karena jika tidak memiliki etika maka tidak dihormati orang. Jadi, integritas pribadi guru harus dijaga. Inilah yang harus satu persepsi,” katanya.
Syaiful mengaku penulisan buku ini lebih ditekankan bagaimana sistem manajemen pendidikan yang bisa difokuskan. Semua elemen yang terkait pendidikan harus memakai etika.
Demikian juga dengan pengangkatan kepala dinas, lanjut Guru Besar Unimed ini juga harus jauh dari transaksi, karena jika hal tersebut muncul, maka pendidikan tidak berjalan secara maksimal dan hanya berjalan secara administratif saja.
Dia menyarankan, kepada kepala daerah untuk memiliki integritas dan komitmen yang kuat terhadap pembangunan pendidikan, karena jika pemimpin daerah tidak memiliki komitmen maka kepala sekolah tidak bisa berbuat banyak.
Turut memberikan sambutan mewakili Ketua Umum Ikatan Alumni Lemhanas RI Program Pendidikan Singkat Angkatan XVII (IKAL PSA XVII), Marsma Dwi Jatmiko.


Sameera ChathurangaPosted By Sameera Chathuranga

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat contact me

Thank You

0 komentar:

Posting Komentar